Kamis, 10 Juli 2008

Foto Hasil Jepretan Kamera Pak Budi

Inilah foto foto hasil jepretan Pak Boedi beberapa foto ini diambil dengan spontanitas waktu perjalanan mudik atau hanya saat jalan jalan keluar rumah saja.

























Foto pertama diambil di candi cetho Karanganyar
( image taken with Nikon Coolpix L4)





Sunset dari atas bukit

( Taken with Nikon Coolpix L4)


(SSsssstttt.....Gambarnya UnderConstruction ya...)

Sun Rise di gedong Songo (AK. Mt Sumbing)
( Taken with Sonyericsson k750)






















Pantai Kukup yang CAntik di Wonosari
( Taken with Sony ericsson k750)























View of pantai kukup in the Morning
( Taken with Sony W120)



Salah satu keindahan ombak pantai Kukup































Merapi Dari Jalan ke Manjung
( Taken with Sonyericsson k750)





























Merapi Dari Jalan ke Manjung 2
( Taken with Sonyericsson k750)

































Sunrise in Bromo
( Taken with Sonyericsson k750)






















Telaga Warna Dieng Plateu Area







Telaga warna dieng 01-07-2008
image taken with Sony Erricson K750



Telaga Pengilon Dieng 01-07-2008
image taken with Sony Erricson K750







View on Gardu pandang Dieng
( Taken with Sonyericsson k750 with special effect)




ngintip dulu ahhh....

naik dikit ya

Finaly i've got this one

Gambar ini kuambil dari salah satu lereng bukit di pegunungan menoreh sekitar 5 KM dari rumahku di Jatiningsih, Godean. Salah satu sudut paling kusuka yang tidak jauh dari rumahku 8 tahun lalu view di sini masih luas sebelum tertutup pohon-pohon yang sudah tumbuh besar, sekarang untuk ambil view harus curi curi posisi diantara celah-celah dedaunan, Dari sini view Merapi dan Merbabu keliatan sampai ke ujung kaki kakinya. Bangun tidur langsung meluncur karena sudah lama menunggu untuk bisa ngambil gambar dari sudut ini. Ini juga sekaligus kenangan terakhir dari kamera kesayangan Sony W 120 Coz setelah ini 3 minggu kemudian kameraku udah dicolong orang beserta Dos Book dan moment yang masih didalam dan belum sempat kuambil dari memorynya.

Turun dari bukit dapet bonus view yang ini masih bersama the "Lovely kamera Sony"


Oleh-Oleh Tour 2 agustus 2009
View di belakang Benteng Portugis Jepara
kali ini modalku cuman Sony Ericsson K 810i

Rabu, 09 Juli 2008

Speed Corner

"Finaly I Feel The Power Of My MX"

Itulah kata kata yang tiba tiba muncul dari dalam hati pak boedi ketika ternyata si MX bisa di tarik sampai hampir nyentuh jarum 130 KPH. Not Bad..... itulah yang terlintas dalam benak, ternyata yang selama ini sering dikabarin di forum komunitas bahwa Jupiter MX mampu menembus 130 KM/jam tidaklah omong kosong belaka " I've Been Proof It".

Saat itu abis nganterin Mantan Pacarku di jalanan salatiga ternyata ada kesempatan untuk mencoba ngetes kekuatan MX ku, Maka tak ku sia-siakan kesempatan itu mumpung jalanan masih lengan Coz belum ada jam 6 pagi. Wal hasil gigi 3 nyentuh 110 lebih dikit dan di gigi puncak dengan sedikit main kopling pak budi hampir menyentuh 130 KPH " Whata kind of Motor I've Ride". Setelah sekian lama semenjak "The King" gak Fit lagi pak budi udah gak pernah merasakan power yang sebesar itu. ternyata sekarang dengan motor yang semula niatnya dibeli untuk Nyobain Powernya itu bisa merasakan sensasi kecepatan itu lagi. Tidak mengecewakan.....!!! dan akhirnya betah juga si "MX komeng" itu bersarang di kandang tunggangan pak Budi bersama the "Older Brother AB 4000 RY "The King" dan the older sister Jupie Z...

Dulu waktu the king masih garang pak boedi sering geber itu motor sampai 140 lebih dikit walaupun gak pernah nyentuh 150. Bahkan pernah waktu pakboedi boncengin calon Bu budi(waktu itu red)pernah tak pakai buat ngasepin "TIGI" yang 200 CC itu di 130 KPH. Bukan maksud ati pakboedi ngajak balapan sih tapi si Tigi juga yang kurang ajar. Itu Tigi ada dua ekor emang lagi balapan tapi ga pake aturan Nge-glayer-glayer gas bikin panas dan kaget orang sambil tolah toleh kayak bagus baguso dewe....dan akhirnya aku layanin juga deh mereka. Eee.... ternyata di Jembatan Pandan Simping klaten mereka bisa ku asepin di 130 km/j padahal aku posisinya bedua dan kedua Tigi Itu Single. Kirain mereka terus nguntit di belakang tapi ternyata tak tunggu di prambanan sambil ku kendurin gas pelan-pelan ee mereka baru nongol satu persatu tapi ga brani glayer2 disebelahku lagi bahkan di lampu merah berikutnya ku lirik mereka gak berani toleh toleh alias tengak tengok kayak waktu masih bikin panas kuping dan hati orang. He...he... ternyata RX-ku yang waktu itu umurnya udah 6 tahunan masih bisa ngasepin tigi yang kayaknya tampangnya masih lumayan baru.

Sekarang the King udah tua Umurnya sudah lewat 14 tahun walaupun kadang masih brani jalan dari Kendal-Jogja -Klaten tapi kayaknya Giginya udah mulai Ompong. Dan Nunggu di permak lagi. Biar bisa kembali garang dan jadi "tukang Ngasepin". Btw itu the king pernah juga di utak-atik ama tmen pak boedi Mas Kris the "Tarsannya Mazdha FM" dan hasilnya waktu di tarikin di trek depan Stadion Intl. Sleman bisa nyentuh 150 Kpj. Pakboedipun sempat gak percaya tapi melihat ekspresi Si Pembalap Jalan Solo yang juga udah kenyang dengan pengalaman "Cium" aspal itu baru percaya. Waktu itu Pakboedi dan tmen2 teknisi Masdha FM yang masih pusing benerin "pesawat" di depan kamar kosnya pakboedi pada ketawa semua melihat tampang si pembalap yang Gemetaran Alias tangannya Ngewel dan cuma satu kata yang keluar dari mulutnya " Motormu Edan Bud!!!!!". Ternyata selidik punya selidik dia keabisan trek waktu narikin gas the King sampai 150 Kpj(gigi 4-nya sampai 130 katanya) dan tau-tau Treknya abis karena cuma gak lebih dari 300an meter. padahal tau gak setahun sebelumnya pakbudi diajak itu motor Ciumin rumput disebelah Aspal depan UPN Concat sehinngga suspensi depan udah bocor sebelah dan Rem depan kalo dipencet terus nggembos alias blonk.....He..he... heeh fatal sekali kan "hampir aja aku nyebur sungai di depan tikungan" katanya Mas KrisT Sambil gemetaran tangannya. Untung aja waktu itu gak terjadi apa apa-apa. Tapi itu akan jadi cerita yang gak pernak akan ku lupakan.

Kamera Digital Sony DSC W120 seharga 1,9 Jutaan hanya di Alnect Komputer Jogjakarta

Review Sony DSC W120



Sony DSC W120 7.2 Megapixel adalah kamera saku digital dengan sensor 7,2 Megapixel yang cukup handal baik untuk pengguna kelas pemula maupun kelas menengah. Hal ini terbukti dengan dilengkapinya kamera ini oleh fitur fitur yang cukup menjanjikan kepuasan pengguna diantaranya: fitur smile shutter, double anti blur( super steady shot), lensa zoom 4X, LCD 2.5 inchi, dan nilai iso yang cukup tinggi mencapai 3200. kamera ini juga dilengkapi dengan tombol -tombol dan menu tampilan yang sangat memudahkan pengguna bahkan jika anda sedang belajar menggunakan kamera digital. Dengan zoom lensa 4X akan memudakan anda untuk mengambil gambar yang jaraknya cukup jauh. sedangkan fitur smile shutter adalah fitur andalan Sony dimana fitur ini dapat membuat kamera bisa mengambil gambar secara otomatis saat obyek yang di potret tersenyum. Pada saat mode smile shutter ini diaktifkan kamera akan mengambil posisi standby sampai obyek wajah yang akan diambil tersenyum baru dia akan mengambil gambar secara otomatis. Sesering apapun kita tersenyum sebanyak itu juga kamera akan mengcapture gambar kita. Kamera ini sangat mudah digunakan dan ukurannya cukup kecil sehingga dengan mudah anda bisa memasukkan ke dalam kantong saku anda.



Beberapa keunggulan fitur kamera Sony DSC W 120


  1. Dilengkapi sensor Sony Super HAD CCD 7.2 Megapixel
  2. Menggunakan lensa zoom Carl Zeiss 4x (32-128mm equivalent in 35mm photography)
  3. Lensa Zoom telah diintegrasikan dengan optical viewfinder
  4. Dapat merekam MPEG Movie dengan resolusi: 640x480 VX Fine baik dengan maupun tanpa audio dengan kemampuan merekam 30 fps( frame per second) sehingga akan menghasilkan gambar video yang halus saat ditampilkan satu layar penuh baik padamonitor ataupun televisi
  5. Memiliki fasilitas setting otomatis (Auto),dan dilengkapi dengan 10 macam Scene modes untuk memudahkan memotret sesuai situasi obyek yang diambil
  6. Live histogram display in capture and playback
  7. Dapat mengcapture gambar dengan fokus gambar mencapai 9 titik dengan fasilitas 9 Area Multi-point AF; atau memilih fungsi otomatis serta selectable Spot AF point
  8. Face Detection technology yang dapat mempermudah pemilihan obyek wajah saat mengambil gambar
  9. Dilengkapi "Smile Shutter" teknologi sehingga dapat mengambil gambar secara otomatis saat obyek gambar wajah yang yang difoto sedang tersenyum.
  10. Dengan layar LCD 2.5" TFT color (115,000 pixels) akan membuat tampilan gambar yang akan dicapture dapat terlihat jelas sebelum kita memutuskan untuk mengambil moment lewat tombol shutter. LCD juga dilengkapin dengan auto brightness untuk menyesuaikan intensites cahaya obyek.
  11. Sensitivitas iso bisa mencapai 3200 yang sangat memungkinkan kita untuk menggambil gambar dengan penerangan yang sangat kurang tanpa menggunakan lampu flash. Pilihan sensitivitas ISO : Auto, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200
  12. Noise Reduction: secara otomatis dapat mengurangi Noise berupa bintik-bintik merah yang sering muncul pada saat mengambil gambar dengan intensitas cahaya yang sangat kurang ( dalam suasana yang gelap)
  13. Dilengkapi Built-in flash dengan setting otomatis maupun manual serta Red Eye Reduction untuk menggurangi efek warna kornea mata yang berubah menjadi merah saat mengambil gambar dengan lampu flash.
  14. Dilengkapi dengan USB 2.0 Auto-Connect untuk menghubungkan secara langsung dengan PC saat akan mentransfer gambar
  15. Menggunakan catu daya batere Li-ion rechargeable yang dapat bertahan untuk 300 pengambilan gambar pada setiap pengisian (recharging)
  16. Disertai memory internal sebesar 15MB dan mampu mendukung penambahan memori eksternal sampai dengan 16 GB dengan jenis memory stick Pro Duo
  17. Mendukung DPOF dan PictBridge direct-print untuk langsung mencetak gambar dengan printer yang direkomendasikan menggunakan kabel data kamera

Contoh kualitas hasil gambar Sony DSC W120


Outdoor 1 (Tanpa Zoom)
Dalam contoh gambar berikut adalah hasil pengambilan gambar outdor tanpa mengunakan fasilitas Zoom, gambar obyek yang diambil adalah pesisir pantai krakal kabupaten Gunung kidul Yogyakarta. Pada gambar ini kamera SONY DSC W120 dapat memengcapture detil gambar yang sangat bagus baik untuk permukaan air maupun bagian daratannya



Outdoor 2 (Zoom Maximum)
Pada gambar berikut obyek yang sama diambil dengan memanfaatkan fasilitas zoom optik 4x sehingga obyek yang diambil terlihat lebih dekat (kurang lebih 4 kali ). Dengan posisi lensa yang direntangkan maksimum kamera ini dapat menghasilkan gambar yang lebih tajam untuk obyek yang cukup jauh.pada gambar ini fasilitas zoom digital tidak dimanfaatkan sehingga perbesaran gambar hanya dilakukan secara optical saja.




Outdoor 3 (Obyek Bergerak)
Untuk contoh berikut adalah contoh obyek gambar bergerak yang diambil menggunakan kamera sony W 120. Hasilnya masih kelihatan tajam karena kamera ini dilengkali dengan Shutter speed yang tinggi.




Outdoor 4 ( gambar diambil dari ata motor yang sedang berjalan)
berikut adalah gambar gerbang kawasan wisata dataran tinggi dieng( Dieng Plateu Area) yang diambil dari atas motor yang sedang berjalan. dari gambar ini terbukti fasilitas Double Anti Blur (Super steady shot) yang di miliki kamera ini sanggat efektif sehingga dengan posisi berjalan diatas motor dengan kecepatan yang cukup tinggipun kita masih bisa mengcapture gambar dengan baik tanpa efek ngeblur.




Indoor Portrait dengan Flash
Tanpa keraguan inilah gambar favorit saya yang diambil dengan kamera ini. Terutama karena kamera ini tetap menghasilkan warna yang sangat bagus walau memotret dengan menggunakan flash pada malam hari.



Indoor Portrait tanpa Flash


Dengan fasilitas iso yang tinggi gambar yang diambil dalam ruangan yang cahayanya sangat redup-pun tetap menghasilkan kualitas gambar yang prima.




Macro
Saat menggambil gambar yang jaraknya sangat dekat fasilitas makro pada kamera ini sangat membantu untuk menghasilkan gambar yang tajam. "There are good levels of detail and clarity showing in my test picture" itu pendapat beberapa pengguna Sony dsc w 120 di luar negeri.


Style

Kamera ini adalah kamera yang kecil dan sangat simpel dengan desain yang cukup elegan sehingga nyaman untuk dibawa kemana-mana dalam setiap kita akan mengabadikan setiap momen dalam hidup kita.

Ukuran

88.2 x 57.2 x 22.9 mm

Berat

123 g


Gambar dimensi Fisik kamera Sony DSC W 120.




gambar kamera tampak depan



Gambar kamera tampak belakang

Gambar kamera tampak atas




Contoh tampilan menu Kamera Sony DSC W 120




Kamera digital yang cukup fantastis ini bisa anda dapatkan dengan penawaran harga yang cukup menarik yaitu hanya Rp. 1.975.000,- dan bisa anda dapatkan hanya di Alnect Komputer Shop, Jln. Raya Janti, Kruwing No.1 Yogyakarta.Atau Anda bisa membeli secara online melalui http://www.alnect.net


Alnect computer Blog Contest

tulisan ini dimuat untuk berperan serta dalam " Alnect.net Blog Contest Periode 1 "

About Me &and My Koi

Buat yang hobby miara koi dan ogah ngeluarin budget besar mungkin ada yang pernah senasib sama pak boedi, beli koi berulang ulang ternyata gak pernah sukses itu koi kerjaannya matiiiii mulu... Kayaknya emang hobinya mati paya?....kadang sampe kepikiran kayak gitu...kadang bukannya koi bisa ngilangin stresss...tapi malah justru bikin dan nambah stressss kita yang miara gara gara kegagalan yang bertubi-tubi bahkan sampe hampir mutung dan kapok gak pengan miara lagi. Seperti itulah suasana hatiku waktu setiap hari menyaksikan koi koiku yang cantik saling berguguran bukan hanya satu demi satu tapi kadang kadang sehari abis 5 sampai 10, padahal baru aja mulai kliatan kompak dan rame...Tapi karena memang tekad bulat pak boedi dan dasarnya bawaan lahir pak boedi yang penggemar berat ikan (sebenarnya semua jenis ikan) jadi niatan mutung itu terkalahkan.....Setiap hari pulang sekolah seting filter di update sambil ngenet disekolah cari referensi tentang cara pelihara koi yang paling murah dan gak ngempesin kantong. Dan akhirnya ada beberapa ilmu dan hikmah yang bisa pak boedi petik dari kegagalan -kegagalan itu memang sangat betul kalo ada yang mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik san tentu saja pengalaman itu harus relevan dan sesuai dengan kondisi orang-per-orang. Disini pak boedi akan coba men-share secuil pengalaman pribadi yang barangkali saja walaupun cuma secuil bisa membantu kawan kawan semua yang sedang menghadapi dilema dalam memelihara koi.

Koi bisa dikatakan ikan yang cukup manja, sensitif dan lemah. Manja karena koi tidak bisa menyesuaikan linkungan baru yang sangat berbeda dengan lingkungan lamanya, apalagi kalau kualitas lingkungan baru itu lebih buruk dengan habitat asalnya. abnayak parameter kualitas air yang menentukan suskses atau tidaknya memelihara koi terutama koi yang baru di beli atau koi yang baru dipindah tempat dan mengalami stress. parameter itu diantaranya yang paling crusial adalah Suhu Air, Ph, Kejernihan, kandungan Asam amonia dan Nitrat dan beberapa parameter lain. Jadi jangan heran kalo ada pemula yang kadang begitu beli ikan lansdung di cemplungin kolam esok harinya haeus menangis dalam hati karena koi koinya sudah mengambang sambil telentang di permukaan. Satu hal sebagai permulaan yang perlu diperhatikan adalah karena kesensian si koi maka sebelum koi dilepas bebeas dikolam koi haris menjalani proses aklimatisasi yaitu proses penyesuaian secara pelan pelan dengan lingkungan baru yang mungkin sangat berbeda dengan lingkungan lamanya. Caranya adalah dengan mencampur sedikit demi sedikit dan pelan-pelan air yang ada dalam wadah(plastik) kemasan koi dengan air kolam.

Pencampuran bisa langsung dilakukan dalam plastik dan dibiarkan mengambang di permukaan kolam sambil sedikit2 diisi air kolam atau air dituangkan ketempat lain semisal ember baru ditambah sedikit demi sedikit air dari dalam kolam sampai komposisi campuran kurang lebih 30% air baru dan 70% air kolam. Biasanya setiap kali menambahkan air kolam kira kira air ditambah sebanyak 25 persen dari air di plastik dan setiap penambahan diberi jeda waktu minimal 5-10 menit sehingga proses aklimatisasi total akan makan waktu 15-30 menit baru ikan dicemplungin kolam. Dua proses lewat wadah baru dan tetap di plastik masing2 punya keuntungan dan kerugian yang berbeda, kalau tetap diplastik akan menghasilkan proses yang lebih halus terutama dalam hal perubahan suhunya dan itu sangat baik bagi ikan, tetapi biasanya ikan lebih stress karena akan nabrak2 dinding plastik secara bertubi2 begitu melihat ada kawan kawan penghuni kolam yang lama yang sudah berkeliaran disekitar plastik itu untuk sekedar say Hello dan memeriksa kawan barunya...Hal ini yang tidak baik bagi kondisi psikis ikan karena bikin ikan stress dan kecapekan. Sedangkan aklimatisasi di wadah lain akan menjaga ikan dari olah raga ekstrim yang membuat capek itu sehingga faktor capek dan stress agak kurang, tapi jeleknya fluktuasi suhu agak kasar untuk bisa disesuaikan oleh si koi. tapi biasanya masih diambang batas toleransi si koi jadi kyknya gak masalah bagi si koi. Jangan lupa selama proses aklimatisasi ini ditambahkan cairan desinfectan semisal magic blue yang murah atau dikasih garam kasar yang lebih murah lagi. Tapi awas garamnya jangan kebanyakan tar koinya jadi ikan asin ...he..he..(Just Kidding) kira kira 100 ppm aja cukup ato kalo pake takeran pak boedi kalo airnya kira 2 liter ditambahi garam 1 sendok makan aja.

Dan alangkah lebih baik lagi kalo kawan kawan semua punya kolam cadangan sebagai kolam karantina, ikan yang baru di beli dipastikan kesehatanya dulu dengan dipiara di kolam karantina minimal 1 minggu. kalo ikan baik2 aj adan sehat baru di gabungkan ke kolam utama, ini untuk mencegah ikan sakit yang mungkin anda beli karena kita tidak tahu apa yang sedang di idap oleh ikan yang baru kita beli itu jangan jangan virus mematikan yang pernah jadi momok itu alias virus Herves alias KHV( Koi Herves Virus). tapi kalo tidak ada kolam karantina paling tidak anda sudah memberi desinfektan tadi. Tidak kalah pentingnya juga sebelum ditambahi ikan baru sebaiknya air kolam diganti sebagian agar kondisi airnya tidak terlalu (ekstrim) berbeda dengan air baku. Ini untuk jaga-jaga buat hobiis yang selalu malas atau beralasan lupa untuk mengganti air kolam bahkan sampe berbulan-bulan kyak pakboedi sampe-sampe air kolam berubah jadi sekumpulan racun dimana kadar nitrit nitrat dan amonianya sudah jauh melebihi batas toleransi ikan koi.

Hal berikutnya setelah koi berhasil di aklimatisasi adalah memelihara kelangsungan hidup si ikan kesayangan itu dengan cara memelihara kualitas airnya. Air bening saja tidak cukup untuk koi karena terlalu banyak parameter yang harus diperhitungkan . Tetapi air sawah yang keruh pun lebih menyehatkan buat si koi kalau sirkulasinya cukup baik bahkan kalo di sawah koi akan lebih cepat tumbuh besar karana disamping pakan yang kita berikan koi juga mendapatkan pakan alami dari plankton yang ada di air sawah yang kadang jauh lebih "bergizi" dari pada pakan yang kita berikan.

Untuk air di kolam pakboedi coba menerapkan filter yang pernah ku pakai di akuarium air lautku, Filter ini telah melalui serangkaian uji coba, renovasi, dan Trial and error dan puncaknya filter model ini yang bertahan sampai sekarang. Sebenarnya filter ini sangat minimalis karena pakboedi memang ogah keluarin modal besar tapi kyknya udah cukup efektif menjaga kualitas air kolam. Filter standard terdiri fdari 3 bagian walau tak sempurna... bagian pertama filter mekanik untuk menyaring kotoran kasar sisa metabolisme ikan dan debu serta kotoran lain yang masuk ke kolam, di bagian ini biar irit pak boedi pake Kain Dacron yang bisanya untuk isi kursi dan bantal/boneka dan tau gak dacronnya langsung di impor dari negara Ngayojokarto hadiningrat dan pak boedi belinya di toko Liman Malioboro sambil berwisata karena sampe sekatang aku belum tau kalo di Semarang belinya dimana Cara ini ku pikir sangat irit sekali dibanding beli filter spons ditoko aquarium yang harganya sampe puluhan kali lipat kan dacronnya bisa di pake berulang ulang asal rajin mencucinya .
Dibawah lapisan DAcron aku ngasih pecahan2 batu alias keriki sampai ke dasar filter, cukup pake bati kali aja biar irit. Bagian ini berlaku sebagai filter biologis yang akan mengurai racun nitrat dan amonia hasil metabolisme alias kotoran dan keringat ikan biar racun di air kolam gak terlalu menumpuk. bagian terakhir sebenarnya adalah pengendapan biar sisa kotoran kasar mengendap sebelum kembali dialirkan ke kolam tapi di bagian ini pakboedi tambahkan beberapa tanaman air seperti ganggang, lumut, dan beberapa tanaman hias air yang banyak di jual di pasar ikan untuk mencoba menambah efektifitas proses filterisasi karena menurut beberapa literatur tanaman-tanaman itu bisa bersimbiosis dengan bakteri pengurai nitrat dan amonia, sbagai contoh tanaman Azzolla Pinata yang ada di sawah sawah itu ( gambarnya ada di bagian berikut ini) bisa memikat bakteri Nitrobachter Nitrosomonas yang paling doyan mengurai nitrit dan nitrat.


Gambar Azzolla Pinata di kolam koi

Karena kebetulan pompa air pakboedi yang mungil itu bisa mengeluarkan 2 output air maka tidak kusia-siakan output satunya juga kualirkan ke filter mini yang kubuat sendiri dari kaca(sebetulnya dulu adalah aquarium tempat miara Cupang) kemudian kulengkapi dengan dacron lagi dan tak lupa dibawahnya dikasih krikil2 biar airnya tambah jernih kebetulan aku juga punya kassa atau apalah namanya bekas dari undergravel filter di akuarium lautku yang sekalian dipasang di dasar filter mini ini agar aliran air di dasarnya tetep lancar karena filternya yang sangat mini.







O ya munkin ada yang penasaran, ukuran filterku nggak besar. Filter utama lebarnya cuma 40an cm panjangnya hampir 1 meter kedalaman kurang dari 30cm kubuat dari semen sebenarnya nggak ideal untuk maunya pakboedi yang pengennya punya ikan buannyyyak tapi ya karena budget pas-pasan kayaknya di cukup-cukupin ajalah yang penting ikannya sehat-sehat. sedang filter kaca mini-nya cuma 15X25X15 cm.


itu dulu nanti lain kali di tambah lagi.......









Senin, 07 Juli 2008

Mengembalikan Jati Diri Bangsa


Kembalikan Jati Diri Bangsa Kita.....


Adalah satu hal yang tentunya bisa membuat dada kita sesak jika kita benar-benar melihat kenyataan yang ada di sekitar kita. Mungkinkah harga diri itu kembali setelah terkoyak dan terobek oleh kebusukan-kebusukan yang selama ini sudah kita anggap sebagai bau harum yang dengan senang hati kita hirup dan kita nikmati setiap hari atau bahkan kita cari sepanjang hidup kita.....

Rasanya hal itu sangat jauh dari angan dan harapan, tetapi jika tidak ada semangat dan harapan yang terus kita rintis dan kita perjuangkan tak pelak lagi kehancuran dan kebinasaan yang akan melanda bangsa kita tercinta ini. Di tengah-tengah bau busuk yang sudah kita anggap harum itu tentunya masih ada secuil dan segelintir aroma yang benar benar harum dan bukan harum palsu.

Sudah terlalu banyak kepalsuan di negeri ini mulai dari petinggi yang selalu dengan bangga berdiri tegak membusungkan dada atas perampokan yang mereka lakukan kepada negara maupun rakyat jelata yang lemah dan hampir binasa, Orang orang yang dengan topeng besar dan tebal partai mereka dengan bangga hati mengeruk kekayaan negeri dengan cara cara yang busuk, sampai si kecil yang mengais rejeki dengan membuat celaka saudaranya sendiri. Masih banyak potret keseharian lain yang akan semakun menyayat hati jika kita renungkan

Sudah tidak ada lagi kepedulian kita kepada sesama yang lemah mskin dan tersingkir.

Sudah tidak ada lagi rasa dalam hati kita untuk menolong dengan penuh keikhlasan tanpa pamrih

Sudah tidak ada lagi rasa malu untuk menginjak-injak dan menindas orang yang lemah

Sudah tidak ada lagi rasa risih untuk menjadi peminta-minta terhadap bawahan walau kita
sudah punya jauh lebih banyak dari yang mereka punya

Dan masih banyak lagi litani kebiadaban yang sudah menjadi jaket kulit kehidupan kita...
Hanya satu pertanyaan besar dan tak pernah terjawab yang berkecamuk dalam hati kita, sampai kapan ini akan terus menggerogoti negeri kita ...
Sungguh potret yang memilukan hati yang setiap hari harus selalu menghiasi kehidupan kita....

Jadilah terang yang mengharumkan negerimu !

Tentunya kita sendiri yang bisa menjawab pertanyaan akankah kita bisa mengembalikan jati diri bangsa kita....
Dengan semangat dan tentunya penuh kesadaran sebagai manusia yang memiliki harkat dan martabat tentunya harga diri bangsa bisa kita kembalikan. Mulailah dengan hal hal kecil untuk sesama kita, mulai peduli, mulai berbagi, mulai peka terhadap segala bentuk kekurangan di sekitar kita....
Jika kita masih punya rasa malu, jika kita masih punya hati dan jika kita masih merasa sebagai Mahluk tuhan tentunya harga diri bangsa bisa kita kembalikan lagi....
Satu tekad, satu niat, satu semangat baru untuk bersama mengembalikan jati diri bangsa...

Jadilah terang walau hanya seberkas saja diantara kelamnya kehidupan bangsa kita...





Sekian sedikit coretan dari penulis semoga bisa sedikit membukakan dan mencairkan mata hati kita..
tulisan ini dibuat untuk erperan serta dalam kontes seo " Mengembalikan Jati Diri Bangsa " yang di selenggarakan oleh berita jitu.com

untuk yang ingin tahu berita pelantikan presiden dan wakil presiden dapat di akses di BeritaJitu.com


My Icons...



Minggu, 06 Juli 2008

Sedikit eferensi tentang filter kolam koi

Koi Pond Filtration Basics

the heart of a koi pond

Koi pond filtration and fish health

Although there will be some nitrification taking place everywhere in a koi pond, the sheer volume and rate of ammonia production would soon overwhelm the system and kill the fish if there wasn't some form of supporting water quality management. One of the main responsibilities of the koi-keeper is to control the concentrations of ammonia, nitrite and nitrate through good husbandry, filtration and water changes.

Solid wastes

There are two main sources of ammonia - dissolved ammonia excreted by the fish and ammonia produced by decomposing solids. The filtration system should be designed to deal with both sources and to minimize their impact on the fish. If all solid waste could be removed as soon as it was produced this would reduce the source of a substantial amount of ammonia and other dissolved compounds. Unfortunately, this is not possible unless we mount a 24-hour guard with nets and pond-vacs - but we can design and maintain ponds in order to keep solid wastes to a minimum.

The important point to note is that solids should be removed from the system - not just hidden from view - otherwise they decompose and pollute the water, irrespective of whether they are located in the pond or filter.

Regular removal of solid wastes before they decompose is very helpful in reducing the levels of dissolved pollutants, improving water quality and discouraging opportunistic parasites and bacteria. The ease with which this can be achieved depends on the pond design and type of filter.

Filter types

There are two main types of external filter: the pump-fed and the in-ground gravity-fed. The cheaper, simpler method is to pump water up to a free-standing external filter. Having been pumped up, the water passes down through the filter medium and returns to the pond through a pipe or pipe work. For very small ponds or those with few fish, this type of filter can be adequate but there are disadvantages for larger ponds and those with many fish.

Firstly, the 'dirty' water is drawn only from a relatively small area leaving most of the solids behind. A secondary form of cleaning, such as a pond- vac will be needed if the solids are to be removed from the efficiently. Secondly, those solids that pass through the pump will be liquidized by the pump impeller, making efficient removal of solids almost impossible. Added to this is the inconvenience of having to constantly clean blocked foam pre-filters.

Gravity-fed filters

The gravity-fed system works by pumping clean water from the end of the filter back into the pond, thus drawing "dirty" water into the first stage of the filter. This is normally a multi-chamber unit with a settlement section for the removal of solid wastes and a 'biological' section for the treatment of dissolved wastes.

It is more expensive and complicated to install but it is much more effective. Because water enters the filter by gravity rather than through a pump the solids do not get so broken up and can be removed more easily -assuming the settlement area is designed properly. If the water feed to the filter is from a bottom drain and the bottom has sufficient slope, the water is drawn from a wide area, leaving fewer solids to settle on the bottom.

It is possible to design a 'self-cleaning' pond whereby virtually all the solid waste is removed from the bottom to the settlement area where it can be flushed to waste regularly. Obviously, any 'dead spots', where solids collect, may need regular cleaning with a siphon or pond- vac

Settlement chamber

There are two schools of thought as to whether the settlement chamber should be fed from bottom drain(s) or from mid-water. This really comes down to personal choice and depends how well the filtration system has been designed. Bottom-drain feeding is preferable because the solids are thereby continuously removed from the pond. The argument against bottom-drain feeds is that heavily contaminated water can enter the biological section of the filter and have an adverse effect on nitrification. Whether this happens depends on the design and type of settlement or pre-filtering. A large rectangular or cylindrical settlement chamber will allow most of the solids to settle out by gravity. If the water then passes through filter brushes or reticulated foam it will normally be clean enough to enter the biological section of the filter. A fairly slow flow rate through the settlement area is important if the suspended solids are to be removed efficiently.





click to create your glitter text